Pengembang di daerah diharapkan menjadi pengungkit (leverage) bagi program Pembangunan sejuta Rumah yang sudah berjalan hampir satu tahun. salah satunya dengan mengubah acra kerja dari yang selama ini lebih banyak menunggu, menjadi lebih proaktif dan inovatif mengatasi berbagai hambatan di lapangan
Ketua DPD Realestat Indonesia 9REI) banten, Soelaeman menjelaskan sangat sulit untuk mewujudkan program PSR tanpa ada dukungan penuh semua instansi pemerintah. Apalagi kata dia, pengembang sebenernya hanya sukarelawan yang menyatakan kesediaan ikut menanggung beban pemerintahan dalam penyediaan rumah rakyat.
Karena pengembang swasta ini sudah mau menanggung sebagian besar beban pemerintahan di sektor perumahan, maka tolong agar dibantu, jangan justru sebaliknya dipersulit," kata Soelaeman yang ditulis di kutipan LIputan pada hari Rabu (9/3/2016)
Pengusaha Properti yang juga menjabat ketua ikatan Alumni Planologi Institut Teknologi bandung 9ITB) tersbut mengakui di era otonomi daerah saat ini sangat terasa sekali adanya egoisme daerah yang justru menghambat program nasional termasuk Program Sejta Rumah
Oleh karena itu, pengembang di daerah terutama yang tergabung dalam asosiasi REI harus mengubah cara kerja dari hanya menunggu menjadi proaktif.
Menurut Soelaeman, REI di daerah harus lebih rajin melakukan pendekatan termasuk berusaha meyakinkan kepala daerah mengenai pentingnya merumahkan rakyat.
Dia merujuk pengalaman REI Banten yang aktif melakukan pendekatan dengan para kepala daerah di daerah tersebut termasuk Gubernur Banten Rano Karno yang mensupport penuh program rumah rakyat di daerah tersebut.
“Yang harus diubah adalah cara kerja kita, dari pasif menjadi aktif. Rantai birokrasi memang tidak bisa dilewati, namun pasti bisa dipercepat kalau semua pihak sudah punya visi dan tujuan yang sama untuk menyejahterakan rakyat," ungkap Soelaeman. (Muhammad Rinaldi/Gdn)
